ahmad yenkx

ahmad yenkx

Minggu, 25 Desember 2011

penentuan umur ternak (sapi)


PENENTUAN UMUR TERNAK

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Yang melatar belakangi kami melakukan praktikum penentuan umur ternak ini adalah pada umumnya peternak kadang-kaadang tidak mengetahui umur ternak ayang akan dibeli atau dijadikan peliharaannya.  Umur ternak dapat diketahui deangan cara melihat pergantian yang terjadi pada gigi seri dan mencataty tanggal lahir.
Gigi ternak mengalami erupsi dan keterasahan secara kontinyu. Pola erupsi gigi pada ternak memiliki karakteristik tertentu sehingga dapat digunakan untuk menduga umur ternak. Gerakan mengunyah makanan yang dilakukan ternak mengakibatkan terasahnya gigi. Bedasarkan tahap pemunculannya, gigi seri ternak ruminansia dapat dikelompokkan menjadi gigi seri susu (deciduo incosors) dan gigi seri permanen (incisors). Gigi seri susu muncul lebih awal daripada gigi seri permanen dan digantikan oleh gigi seri permanen. Permuculan gigi seri susu, pergantian gigi seri susu menjadi gigi seri permanen, dan keterasahan gigi seri permanen terjadi pada kisaran umur tertentu sehingga dapat digunakan sebagai pedoman penentuan umur ternak ruminansia.

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Ir. Herry Soeprapto, MP dan Ir. Zainal Abidin, (2006) Penentuan umur dengan melihat pertumbuhan gigi lebih akurat dibandingkan dengan metode pengamatan lingkar tanduk, namun, cara ini tergolong sulit dilakukan dan membutuhkan latihan. Umur sapi potong diduga dengan melihat pertumbuhan gigi dan tingkat keausannya.
Pendugaan umur sapi berdasarkan tumbuhnya tanduk dan cincin tanduk adalah yang paling kurang akurat. Oleh karena itu pendugaan dengan cara ini jarang dipergunakan. Prinsipm pendugaan umu5r berdasarkan cincin tanduk didasarkan pada pengaruh pakan. Alasannya, diIndonesia terjadi musim kemarau dan musim hujan (Undang Santosa, 1995).
M. Zein Syarief dan R. M. Sumoprastowo (1984) mengatakan sapi dara dapat dikawinkan untuk pertama kali pada umur antara 18-20 bulan. Untuk menentukan umur sapi dapat dilihat giginya. Hal ini dilakukan dengan harapan bahwa sapi dara mulai bernak pertama kali pada umur 28-30 bulan. Karna itu hendaknya ditujukan untuk kecepatan pertumbuhan, dengan cara memperhatikan kualitas dan kuantitas ransum yang diberikan kepadanya.
Ketika memilih bibit hendaknya kita dapat menaksir umur sapi seperlunya; untuk itu kita perhatikan giginya.ada 4 pasang gigi seri pada rahang bawah sapi; pada rahang atas gigi seritidak ada. Waktu-waktu pergantian gigi-gigi seri pada rahang bawah, yaitu gigi kecil menjadi gigi lebar, dapat dijadikan pedoman untuk menaksir umur sapi (Z.B. Tafal Drh, 1981).
Menurut Bambang Agus Murtidjo, (1990) menaksir usia sapi merupakan salah satu pengetahuan yang perlu dikuasai oleh petani ternak. Pengetahuan itu bisa dipergunakan untuk mengadakan seleksi sapi yang akan dibeli dan dipelihara, baik sebagai bbibit atau digemukkan. Pada dasarnya , taksiran dengan metode gigi sapi adalah memperhitungkan pertumbuhan, pergantian, dan keausan gigi sapi. Pertumbuhan gigi sapi sendiri terbagi tiga preode, yakni: preode gigi susu, preode pergantian gigi susu menjadi gigi tetap, serta preode keausan gigi tetep.
 Pada ternak ada beberapa cara untuk menentukan umurnya:
1)      Dengan mencatat tanggal lahir
            Dengan mencatat tanggal lahir maka umur ternak yang bersangkutan dapat diketahui oleh karena itu sebaiknya peternak mencatat tanggal lahir ternaknya pada buku cerpen atau pada dinding kandang untuk mengetahui ternak yang mana yang dicatat tanggal lahirnya ternak yang bersangkutan diberi tanda.
2)      Dengan melihat keadaan gigi seri
            Ternak ruminansia termasuk sapi tidak mempunyai gigi taring. Gigi seripun hanya terdapat pada rahang bawah. Sedangkan rahang atas hanyalah berupa bantalan tenunan pengikat yang kuat. Gigi geraham terdapat pada kedua rahang. Jumlah gigi seri ada 4 pasang (8 buah). Gigi seri susu ini sifatnya hanya sementara. Karena pada suatu saat akan tanggal (rontok) dan digantikan dengan gigi seri tetap. Pergantian  gigi seri susu dan gigi seri tetap ini yang digunakan untuk menaksir umur ternak. Sedangkan pada ternak tua ditaksir berdasarkan keausan gigi seri ini, berhubungan dengan kondisi pakan. Ternak yang dilepas/diangon, gigi serinya relatif lebih cepat tanggal atau aus dari pada tenrak yang dikandangkan (Y. Bambang Sugeng, 1992).   


DAFTAR PUSTAKA



Bambang Agus Murtidjo. 1990. Beternak Sapi Potong. Kanisius. Yogyakarta.

Undang Santosa. 1995. Tatalaksana Pemeliharaan Ternak Sapi. Penebar Swadaya. Jakarta.  

Ir. Herry Soeprpto, MP dan Ir. Zainal Abidin. 2006. Cara Tepat Penggemukan Sapi Potong. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Ir. M. Zein Syarief dan R.M. Sumoprastowo C.D.A. 1984. Ternak Perah. Yasa Guna. Jakarta.

Y. Bambang Sugeng. 1992. Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta.

Z.B. Tafal Drh. 1981. Ranci Sapi. Bhratara Karya Aksara. Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar